BAB I
PEDAHULUAN
Di
era globalisasi yang telah maju dalam segala bidang terutama di bidang IPTEK ini,
masih saja manusia dihadapi dengan masalah krisis, seperti krisis moneter,
krisis pangan, krisis bahan bakar dan yang patut kita renungkan adalah krisis
iman yang merupakan penyebab manusia menyimpang dari ketauhidan. Krisis iman
dikarenakan kurangnya nutrisi rohani serta kurangnya fungsi tauhid dalam kehidupan
sehari-hari manusia. Kebanyakan manusia hanya mementingkan kepentingan dunia
dibanding kepentingan akhirat. Sehingga yang terealisasi hanyalah sifat-sifat
manusia yang berbau duniawi, seperti hedonism, fashionism, kepuasan hawa nafsu,
dan lain-lain. Hanya sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan
menempatkan peran tauhid secara benar. Padahal, jika, masyarakat modern saat
ini menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari-harinya, InsyaAllah, akan
tercipta masyarakat yang damai, aman, dan terjauh dari sifat-sifat tercela,
seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan, dan tindakan-tindakan yang
melanggar hukum agama, maupun hukum perdata dan pidana Negara yang sedang marak
melanda di Negara kita Indonesia.
Pada
dasarnya manusia dari sejak lahir berada dalam fitrahnya yaitu, bertauhid.
Namun sesuai perkembangan lingkungan dan orang tuanyalah yang menentukan
selanjutnya. Banyak orang yang beriman namun tanpa didasari pengetahuan yang
memadai. Mereka beribadah namun ada saja yang masih menyimpang dari ketauhidan.
Sebagai
seorang Muslim kita harus memahami bahwa agama Islam yang berarti "berserah diri kepada Tuhan” adalah
agama yang mengimani satu Tuhan yaitu Allah. Kita
diwajibkan bertauhid hanya kepadaNya. Adapun yang dimaksud dengan Tauhid
adalah:
“Mengesakan
atau menunggalkan dari sekian banyak yang ada. Tauhid merupakan konsep
dalam aqidah
(keyakinan-pen.) Islam
yang menyatakan keesaan Allah
Subhanahu
wa ta`ala dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu
meliputi perkara: Rububiyah, Uluhiyah,
dan Asma’ wa sifat.
Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang Muslim.”[1]
Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang Muslim.”[1]
Makna
dari tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ wa sifat adalah:
1. Tauhid
Rububiyah ialah rnengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan
meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
2. Tauhid
Al-Uluhiyah, ialah mengesakan Allah
dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
3. Tauhid
Al-Asma'
was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya. Artinya
mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
dalam dzat, asma maupun sifat.[2]
Seorang
muslim haruslah meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan
hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat diterimanya
amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan harus
memahami dengan benar kandungan Al
Qur`an dan Al Hadist yang merupakan petunjuk pedoman hidup umat Islam.
Di
dalam Al Quran Allah Subhanahu wa ta`ala berfirman:
وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ
أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ
“Dan sungguh Kami telah mengutus seorang rasul pada
setiap umat (agar mereka :menyerukan): “Sembahlah Allah semata dan
jauhilah thaghut (setan dan apa yang disembah selain Allah Ta’ala).” [3]
Berangkat
dari uraian diatas kami berupaya untuk menjelaskan mengenai hal-hal yang
menyimpang dari ketauhidan yang kita kenal dengan istilah Tahayul, Bid`ah dan Churafat yang banyak melanda umat manusia.
Sebagai umat Muslim kita harus paham dan waspada terhadap 3 hal tersebut agar
kita tidak melakukan ibadah yang sia-sia apalagi sampai menyimpang dari
ketauhidan dan agar kita selamat di dunia maupun di akherat nanti.
B. RUMUSAN MASALAH.
Permasalahan yang kami angkat dalam
makalah ini adalah :
1.
Apa yang menyebabkan penyimpangan tauhid?
2.
Apa bentuk-bentuk perbuatan yang
menyebabkan penyimpangan tauhid dalam
kehidupan sosial masyarakat modern saat
ini ?
3.
Apa yang dimaksud dengan Tahayul. Bid`ah
dan Churafat?
C.
TUJUAN.
· Terhindar dari wabah TBC (Tahayul.
Bid`ah dan Churafat)
BAB
II
PEMBAHASAN.
PENGERTIAN.
Tahayul, Bid'ah, dan Churafat
(TBC) adalah "tiga sekawan
kebatilan" yang masih hidup di kalangan umat Islam. Islam melarang
ketiganya.[4]
Penyakit TBC ini bisa menyerang
siapa saja. Orang kota, orang desa, orang miskin atau orang kaya, orang biasa
atau tokoh masyarakat, semuanya bisa tertular virus TBC (Tahayul, Bid`ah, dan
Churafat). Pada umumnya orang yang diserang virus penyakit TBC (Tahayul,
Bid`ah, dan Churafat) ini adalah orang-orang yang kurang memiliki ilmu, tidak
menambah ilmu atau tidak memiliki ilmu sama sekali, khususnya ilmu-ilmu agama, Artinya
orang-orang yang malas tidak mau belajar, orang yang merasa cukup dan puas
dengan ilmu yang dimilikinya sehingga tidak perlu lagi menuntut dan mendalami
ilmu agama. Kadang-kadang ada pengetahuan sedikit sudah merasa cukup dan hebat,
itu pun pengetahuan didapat dari sembarang orang.
Sesuai
dengan namanya TBC (Tahayul, Bid`ah dan Churafat), penyakit ini bisa berkembang
dalam berbagai aspek, baik pada aspek hubungan dengan Allah (hablu min Allah) maupun pada aspek
hubungan dengan sesama manusia (hablu min
naas), lebih khusus lagi dalam bidang aqidah, ibadah, dan syari`ah dalam
arti luas. TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat) dalam bidang aqidah berkembang yang
disebut Tahayul yang menjurus kepada syirik, seperti mempercayai dan
menyakini adanya kekuatan atau kekuasaan lain selain dari Allah.
Berikut
ini kami akan menjelaskan pengertian Tahayul, Bid'ah, dan Khurafat yang
kami kutip dari beberapa sumber yang dipercaya.
I.
TAHAYUL
Tahayul berasal
dari kata khayal yang berarti apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu
hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi. Tahayul merupakan mitos, sesuatu
yang tidak nyata. Tahayul ada dalam cerita-cerita yang tidak jelas asal usulnya
atau cerita dalam mimpi dan cerita yang tidak masuk akal. Dengan kata lain, tahayul adalah
kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada
kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Qur’an maupun al-Hadist.
Tahayul
merupakan kepercayaan dari nenek moyang kita yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
CONTOH-CONTOH TAHAYUL
-
Kepercayaan ini
sebenarnya sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Ketika itu mereka menganggap bulan
Safar sebagai bulan yang sarat dengan kejelekan. Kepercayaan atau tahayul ini
sebenarnya sudah dihilangkan oleh Islam melalui perdebatan Rasulullah dengan
orang Badui pada sat itu. Dan di dalam HR Bukhari dan Muslim Rasulullah bersabda, yang artinya: “Tidak ada ‘adwa, thiyarah, hamah, dan
safar”.
- Begitu juga dengan fenomena Kesurupan, ketika belakangan ini sering
terjadi kasus kesurupan massal, juga individual, orang menyebutnya ”kemasukan
setan, jin, atau makhlus halus”. Ini juga tahayul! Karena menurut para ahli,
kesurupan adalah fenomena psikologis, tidak ada kaitan sama sekali dengan
makhluk halus. Kesurupan adalah semata-mata fenomena alami yang bisa terjadi
pada manusia dan tidak pandang bulu di belahan dunia mana pun. Terutama di
masyarakat yang tingkat kesulitan hidupnya tinggi.
Fenomena
kesurupan berkaitan dengan masalah stress hidup
dan beban hidup masyarakat. Dalam masyarakat yang penuh ketidakpastian,
kesulitan ekonomi yang sangat membebani para korban, dan ketidak menentuan masa
depan, turut andil bagian dalam memperbesar terjadinya kesurupan.
Pada
kasus anak-anak sekolah, mereka yang terkena rata-rata
kehidupan ekonominya susah, mikirin beban pelajaran, ditambah dengan mikirin
buku yang tidak terbeli dan SPP yang belum dibayar otomatis membuat sang anak
menjadi sangat stress dan berusaha untuk ditahan. Pada puncaknya, jika sang
anak tidak mampu untuk menahan ini, maka akan meledak dan terjadilah kesurupan.
Kesurupan adalah
fenomena biasa dalam dunia psikologi dan fisiologi. Apa yang terjadi pada
mereka hanyalah masalah psikis yang disebut trance disorder.
Orang yang mengalami hal ini akan bisa spontan teriak-teriak dan bahkan berkata-kata
yang tidak biasanya dilakukan. Ini disebut dengan munculnya sifat ganda, karena
pada dasarnya setiap manusia mempunyai
karakter lebih dari satu.Dalam keadaan trance, seseorang akan memunculkan karakter
yang lain yang biasanya tidak ditampakkan. Singkatnya, fenomena trance alias kesurupan ini
bukanlah hal aneh. Ini adalah fenomena
alam biasa ,yang disebabkan oleh tekanan jiwa.[5]
-
Di daerah Kalimantan, kalau kita bangun
tidur jika pada salah satu bagian tubuh kita berwarna agak kebiruan, mereka
bilang, pada saat kita tidur. ada kuyang (Sejenis Vampire wanita) yang mengisap
darah kita. Padahal secara medis, bagian tubuh yang kebiruan itu disebabkan
karena aliran darah kita tidak lancar akhirnya terjadilah penggumpalan.
II.
BID’AH
Secara
bahasa berasal dari kata “Al bida’” yang
berarti: Menciptakan, menjadikan atau menemukan sesuatu tanpa contoh sebelumnya.
[6]
Adapun
definisi Bid'ah yaitu: Cara yang diada-adakan dalam masalah agama yang
berlawanan dengan syariat, dengan tujuan membuat aturan dan berlebihan
dalam beribadah kepada Allah. Sedangkan untuk masalah perangkat/urusan dunia,
manusia diperbolehkan untuk mengeksplorasi, selama tidak ada larangannya dalam
Islam.
Dengan
kata lain Bid’ah adalah suatu amalan yang diada-adakan atau menambah amalan
dalam ritual ibadah, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Didalam Hadist Rasulullah bersabda:
“Barang siapa
yang mengada-ngadakan dalam urusan kami yang bukan dari ajarannya maka amalannya
tertolak.”[7]
Dan di dalam
riwayat yang lain beliau bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan suatu
amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka dia tertolak.”[8]
MACAM
– MACAM BID`AH
Bid’ah
di dalam agama terbagi menjadi dua:
1. Bid’ah
qauliyyah ‘itiqadiyyah (perkataan dan keyakinan), seperti
pernyataan dan keyakinan kelompok Jahmiyyah, Mu’tazilah, Syi’ah dan
kelompok-kelompok sesat lain.
2. Bid’ah
di dalam Ibadah, seperti beribadah kepada Allah dengan sesuatu
yang belum pernah disyari’atkanNya. Bid’ah bentuk inipun terbagi menjadi
beberapa macam:
a) Bid’ah
yang terjadi pada inti ibadah, yaitu dengan
mengada-adakan suatu bentuk ibadah yang tidak memiliki tuntunan dalam Islam, seperti
melaksanakan shalat, shaum atau merayakan hari tertentu yang tidak pernah disyari’atkan,
seperti bid’ah merayakan upacara maulid nabi dll.
b) Bid’ah
yang terjadi karena penambahan pada ibadah yang disyari’atkan, seperti orang yang menambah raka’at kelima pada shalat
dhuhur atau ashar.
c) Bid’ah
yang terjadi pada tata cara ibadah, yaitu dengan
mengerjakan satu cara tertentu yang tidak pernah disyari’atkan dalam syari’at,
seperti membaca dzikir-dzikir yang disyari’atkan namun dibaca dengan cara berjama’ah
dan diiringi dengan gendang atau rebana, seperti orang-orang yang berlebihan dan
menyiksa diri ketika beribadah, melampaui batas yang telah ditetapkan oleh
sunnah rasul.
d) Bid’ah
yang terjadi dengan mengkhususkan waktu tertentu bagi ibadah yang telah disyari’atkan
secara mutlak.
Seperti orang yang mengkhususkan tanggal nishfu sya’ban dan malamnya dengan
shaum dan tahajjud. Karena hukum asal shaum dan tahajjud adalah disyari’atkan,
akan tetapi mengkhususkannya dengan waktu tertentu membutuhkan dalil.[9]
DALIL – DALIL TENTANG BID`AH
DALIL – DALIL TENTANG BID`AH
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu.”[10]
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu.”[10]
2. Hadits dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu
‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam sering mengatakan dalam
khutbahnya:
“Amma ba’ad. Sesungguhnya sebaik-baik
perkataan adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan seburuk-buruk perkara adalah yang dibuat-buat
dan setiap bid’ah itu sesat.” [11]
3. Nasehat
perpisahan Rasulullah. Beliau bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada
Allah ‘Azza wa Jalla, (agar) mendengarkan dan mentaati, sekalipun kalian
diperintah oleh seorang hamba sahaya. Karena sesungguhnya barangsiapa di antara
kalian yang dipanjangkan umurnya, maka ia akan melihat banyak terjadi
perselisihan (dalam agama), maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan
sunnah khulafa’urrasyidin yang mendapatkan petunjuk sesudahku, berpegang
teguhlah padanya, gigitlah sunnah itu dengan gigi gerahammu. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
perkara-perkara yang dibuat-buat (dalam agama), karena sesungguhnya setiap
bid’ah itu adalah kesesatan.”
[12]
4. Dari
‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang
mengamalkan satu amalan yang dibuat-buat dalam ajaran kami (agama) padahal
amalan itu bukan berasal dari agama ini, maka amalan tersebut tertolak.” [13]
SEBAB – SEBAB
MUNCULNYA BID`AH
·
Tidak
memahami hukum-hukum Islam.
· Mengikuti hawa nafsu.
· - Fanatik (ta’ashshub) terhadap golongan dan figure tertentu.
·
- Menyerupai
orang kafir (tasyabbuh).
BAHAYA
BID’AH BAGI PELAKUNYA
·
Amalan-amalannya
tidak di terima.
·
Pelaku bid’ah
semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. ,
· Menangguh dosa bid’ah dan dosa-dosa orang yang mengamalkannya sampai hari
kiamat.
· Pelaku bid’ah memposisikan dirinya pada kedudukan menyerupai pembuat
syari’at
· Pelaku bid’ah akan di usir dari telaga Rasululah Shallallahu ‘Alahi wa
Sallam pada hari kiamat.
· Pelaku bid’ah diancam dengan laknat Allah
PERHATIAN:
Sebagian
orang berpendapat bahwa bid’ah terbagi menjadi dua, yaitu bid’ah hasanah
dan bid’ah sai’ah (bid’ah buruk dan bid’ah baik). Padahal Nabi tidak
pernah memperkenalkan kepada umatnya tentang pembagian bid’ah ini. Dengan tegas
Rasulullah bersabda “…..karena sesungguhnya setiap bid’ah itu sesat.” [15]
Adanya bid’ah
hasanah sering dialamatkan kepada :
1. Sahabat
Rasulullah Umar bin Khothab yang mengatakan tentang shalat tarawih, “Ni’matul
bid’ah hadzihi,” sebaik-baik bid’ah adalah ini.
2.
Pengumpulan
Al Qur’an dalam satu mushaf serta penulisan Hadits.[16]
Setan
lebih suka kepada perbuatan bid’ah yang dilakukan oleh seorang hamba dari pada
perbuatan maksiat, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam At-Tsauri rahimahullah
berkata: “Bid’ah lebih di cintai oleh
iblis dari pada perbuatan maksiat, orang terkadang bertaubat dari maksiat
tetapi seseorang sulit bertaubat dari perbuatan bid’ahnya.”[17]
III. CHURAFAT
Churafat
ini berasal dari bahasa arab :kharafa-yakhrifu-kharfan-khurafatan. Artinya : Kepercayaan dan perbuatan karut yang dianggap mempunyai hubungan
dengan agama islam sedangkan pada hakikatnya bertentangan dengan konsep tauhid
dan syariat. Jadi, Churafat adalah bid`ah aqidah.
CONTOH - CONTOH PERBUATAN CHURAFAT
· Mempercayai
azimat yang dapat menahan sesuatu bahaya kepada seseorang
· Mempercayai
binatang seperti burung dapat membawa tuah atau sial
· Membuang
ancak untuk menghalau hantu
· - Mengunjungi
kuburan yang dianggap keramat,
dll.
FAKTOR
PERBUATAN CHURAFAT
· Iman yang kurang mantap kepada Allah
menyebabkan sukar membedakan amalan benar
dan churafat
· Terpengaruh
dengan masyarakat yang bebas mengamalkan perkara churafat
· Ingin mencari jalan mudah untuk
menjadi kaya dan terkenal.
CARA MENANGANI
& MEMBERANTAS PERBUATAN CHURAFAT DIKALANGAN MASYARAKAT ISLAM
·
Menggiatkan usaha-usaha dakwah dan majelis-majelis ilmu
diseluruh lapisan masyarakat
· Membri sanksi hukuman berat kepada mereka yang terlibat mempengaruhi
orang ramai dengan perkara churafat
·
Mengawasi
tempat-tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat
AKIBAT BURUK
JIKA MEMPERCAYAI/MENGAMALKAN PERBUATAN CHURAFAT
· Menyebabkan syirik dan batalnya iman
· Membuang waktu, tenaga dan harta
dengan perkara sia-sia
· Menghalangi akal berfikir secara
logik dan sistematik
CARA TERHINDAR DARI PENYAKIT
TBC (Tahayul, Bid`ah dan Churafat)
Bagaimana caranya agar aqidah, syariah dan ibadah kita terhindar atau tidak terjangkit oleh penyakit TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat) ? Satu-satunya terapi adalah dengan:
· Ilmu dan terus menuntut ilmu,
· Berkawan dengan orang-orang yang
berilmu,
· Rajin mengikuti pengajian/majelis
taklim,
· dan Banyak membaca dan bertanya.
Hanya orang-orang yang berilmulah yang tidak tertipu.
Bukankah Allah berfirman dalam surat al-Mujadalah ayat 11 bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Tentulah beda antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui.
Mari kita periksa lagi aqidah dan ibadah yang kita lakukan, apakah sudah sesuai dengan tuntunan agama, sehingga kita tidak terjangkiti oleh virus penyakit TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat).
Hanya orang-orang yang berilmulah yang tidak tertipu.
Bukankah Allah berfirman dalam surat al-Mujadalah ayat 11 bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Tentulah beda antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui.
Mari kita periksa lagi aqidah dan ibadah yang kita lakukan, apakah sudah sesuai dengan tuntunan agama, sehingga kita tidak terjangkiti oleh virus penyakit TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat).
Maka waspadalah,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Dan Dia mengampuni
segala dosa yang lain selain dari dosa syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
dan barang siapa yang mempersekutukan Allah sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar”[18]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1.
Setelah
membaca dan menganalisis makna tauhid, pembagian tauhid, arti pentingnya
mempelajari tauhid, dan kewajiban bertauhid,kami dapat menarik kesimpulan
bahwa:
ü Kewajiban manusia hanya menyembah
kepada Allah SWT
saja.
ü Sesungguhnya tauhid tertanam pada
jiwa manusia secara fitrah. Namun sesuai perkembangan lingkungan dan orang tuanyalah yang menentukan selanjutnya.
ü Aplikasi Tauhid bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal tauhid itu adalah kewajiban yang paling
pokok & utama sebelum mengenal yang lainnya serta beramal (karena
suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya benar).
2. Disebabkan banyaknya orang beramal namun tanpa
didasari pengetahuan agama yang memadai, maka sangatlah penting memahami ajaran agama sesuai
tuntunan Al Qur`an dan Hadist.
3.
Sebab terkangkit penyakit TBC (Tahayul,
Bid`ah dan Churafat) karena kurangnya pemahaman agama.
4. Memberantas
bid'ah lebih sulit daripada memberantas kemaksiatan, karena pelaku maksiat
sebenarnya menyadari bahwa yang dilakukannya salah, sedangkan ahli bid'ah
merasa yang dilakukannya benar.
5 Sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara ialah perkara yang diada-adakan (dalam agama), dan setiap perkara yang diada-adakan (dalam agama) ialah bid’ah, sedang setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat itu di Neraka…”
6 Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur aslinya, dengan bersumberkan Al-Qur’an dan Hadist, dan membuang segala Tahayul, Bid`ah dan Churafat.
5 Sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara ialah perkara yang diada-adakan (dalam agama), dan setiap perkara yang diada-adakan (dalam agama) ialah bid’ah, sedang setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat itu di Neraka…”
6 Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur aslinya, dengan bersumberkan Al-Qur’an dan Hadist, dan membuang segala Tahayul, Bid`ah dan Churafat.
Semoga bermanfaat.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusApakah anda tidak menerima al-Quran yang sekarang? Ats pengumpulannya juga? Menjadi satu mushhaf?
BalasHapus