Senin, 07 April 2014

Tahayul, Bid'ah, dan Khurafat (TBC)




BAB I
PEDAHULUAN

Di era globalisasi yang telah maju dalam segala bidang terutama di bidang IPTEK ini, masih saja manusia dihadapi dengan masalah krisis, seperti krisis moneter, krisis pangan, krisis bahan bakar dan yang patut kita renungkan adalah krisis iman yang merupakan penyebab manusia menyimpang dari ketauhidan. Krisis iman dikarenakan kurangnya nutrisi rohani serta kurangnya fungsi tauhid dalam kehidupan sehari-hari manusia. Kebanyakan manusia hanya mementingkan kepentingan dunia dibanding kepentingan akhirat. Sehingga yang terealisasi hanyalah sifat-sifat manusia yang berbau duniawi, seperti hedonism, fashionism, kepuasan hawa nafsu, dan lain-lain. Hanya sedikit manusia yang dapat memanfaatkan fungsi dan menempatkan peran tauhid secara benar. Padahal, jika, masyarakat modern saat ini menempatkan tauhid dalam kehidupan sehari-harinya, InsyaAllah, akan tercipta masyarakat yang damai, aman, dan terjauh dari sifat-sifat tercela, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, penipuan, dan tindakan-tindakan yang melanggar hukum agama, maupun hukum perdata dan pidana Negara yang sedang marak melanda di Negara kita Indonesia.
Pada dasarnya manusia dari sejak lahir berada dalam fitrahnya yaitu, bertauhid. Namun sesuai perkembangan lingkungan dan orang tuanyalah yang menentukan selanjutnya. Banyak orang yang beriman namun tanpa didasari pengetahuan yang memadai. Mereka beribadah namun ada saja yang masih menyimpang dari ketauhidan.
Sebagai seorang Muslim kita harus memahami bahwa agama Islam yang berarti "berserah diri kepada Tuhan” adalah agama yang mengimani satu Tuhan yaitu Allah. Kita diwajibkan bertauhid hanya kepadaNya. Adapun yang dimaksud dengan Tauhid adalah:
“Mengesakan atau menunggalkan dari sekian banyak yang ada. Tauhid merupakan konsep dalam aqidah (keyakinan-pen.) Islam yang menyatakan keesaan Allah Subhanahu wa ta`ala dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara:  Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ wa sifat. 
 Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat syahadat yang telah diikrarkan oleh seorang  Muslim.”[1]
Makna dari tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma’ wa sifat adalah:
1.  Tauhid Rububiyah ialah rnengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
2.     Tauhid Al-Uluhiyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
3.  Tauhid Al-Asma' was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya. Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. dalam dzat, asma maupun sifat.[2]
Seorang muslim haruslah meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan harus memahami dengan benar kandungan  Al Qur`an dan Al Hadist yang merupakan petunjuk pedoman hidup umat Islam.
Di dalam Al Quran Allah Subhanahu wa ta`ala berfirman:
وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ
“Dan sungguh Kami telah mengutus seorang rasul pada setiap umat (agar mereka :menyerukan): “Sembahlah Allah semata dan jauhilah thaghut (setan dan apa yang disembah selain Allah Ta’ala).” [3]

Berangkat dari uraian diatas kami berupaya untuk menjelaskan mengenai hal-hal yang menyimpang dari ketauhidan yang kita kenal dengan istilah Tahayul, Bid`ah dan Churafat yang banyak melanda umat manusia. Sebagai umat Muslim kita harus paham dan waspada terhadap 3 hal tersebut agar kita tidak melakukan ibadah yang sia-sia apalagi sampai menyimpang dari ketauhidan dan agar kita selamat di dunia maupun di akherat nanti.

B.    RUMUSAN MASALAH.
Permasalahan yang kami angkat dalam makalah ini adalah :
1.     Apa yang menyebabkan  penyimpangan tauhid?
2.     Apa bentuk-bentuk perbuatan yang menyebabkan penyimpangan  tauhid dalam kehidupan  sosial masyarakat modern saat ini ?
3.     Apa yang dimaksud dengan Tahayul. Bid`ah dan Churafat?

C.    TUJUAN.
·       Terhindar dari wabah TBC (Tahayul. Bid`ah dan Churafat)


BAB II
PEMBAHASAN.


PENGERTIAN.

Tahayul, Bid'ah, dan Churafat (TBC) adalah "tiga sekawan kebatilan" yang masih hidup di kalangan umat Islam. Islam melarang ketiganya.[4]
Penyakit TBC ini bisa menyerang siapa saja. Orang kota, orang desa, orang miskin atau orang kaya, orang biasa atau tokoh masyarakat, semuanya bisa tertular virus TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat). Pada umumnya orang yang diserang virus penyakit TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat) ini adalah orang-orang yang kurang memiliki ilmu, tidak menambah ilmu atau tidak memiliki ilmu sama sekali, khususnya ilmu-ilmu agama, Artinya orang-orang yang malas tidak mau belajar, orang yang merasa cukup dan puas dengan ilmu yang dimilikinya sehingga tidak perlu lagi menuntut dan mendalami ilmu agama. Kadang-kadang ada pengetahuan sedikit sudah merasa cukup dan hebat, itu pun pengetahuan didapat dari sembarang orang.
Sesuai dengan namanya TBC (Tahayul, Bid`ah dan Churafat), penyakit ini bisa berkembang dalam berbagai aspek, baik pada aspek hubungan dengan Allah (hablu min Allah) maupun pada aspek hubungan dengan sesama manusia (hablu min naas), lebih khusus lagi dalam bidang aqidah, ibadah, dan syari`ah dalam arti luas. TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat) dalam bidang aqidah berkembang yang disebut Tahayul yang menjurus kepada syirik, seperti mempercayai dan menyakini adanya kekuatan atau kekuasaan lain selain dari Allah.
Berikut ini kami akan menjelaskan pengertian Tahayul, Bid'ah, dan Khurafat yang kami kutip dari beberapa sumber yang dipercaya.


      I.          TAHAYUL

      Tahayul berasal dari kata khayal yang berarti apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi. Tahayul merupakan mitos, sesuatu yang tidak nyata. Tahayul ada dalam cerita-cerita yang tidak jelas asal usulnya atau cerita dalam mimpi dan cerita yang tidak masuk akal. Dengan kata lain, tahayul adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Qur’an maupun al-Hadist. Tahayul merupakan kepercayaan dari nenek moyang kita yang belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

            CONTOH-CONTOH TAHAYUL
-       Kepercayaan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Ketika itu mereka menganggap bulan Safar sebagai bulan yang sarat dengan kejelekan. Kepercayaan atau tahayul ini sebenarnya sudah dihilangkan oleh Islam melalui perdebatan Rasulullah dengan orang Badui pada sat itu. Dan di dalam HR Bukhari dan Muslim Rasulullah bersabda, yang artinya: “Tidak ada ‘adwa, thiyarah, hamah, dan safar”.
-   Begitu juga dengan fenomena Kesurupan, ketika belakangan ini sering terjadi kasus kesurupan massal, juga individual, orang menyebutnya ”kemasukan setan, jin, atau makhlus halus”. Ini juga tahayul! Karena menurut para ahli, kesurupan adalah fenomena psikologis, tidak ada kaitan sama sekali dengan makhluk halus. Kesurupan adalah semata-mata fenomena alami yang bisa terjadi pada manusia dan tidak pandang bulu di belahan dunia mana pun. Terutama di masyarakat yang tingkat kesulitan hidupnya tinggi. Fenomena kesurupan berkaitan dengan masalah stress hidup dan beban hidup masyarakat. Dalam masyarakat yang penuh ketidakpastian, kesulitan ekonomi yang sangat membebani para korban, dan ketidak menentuan masa depan, turut andil bagian dalam memperbesar terjadinya kesurupan. Pada kasus anak-anak sekolah, mereka yang terkena rata-rata kehidupan ekonominya susah, mikirin beban pelajaran, ditambah dengan mikirin buku yang tidak terbeli dan SPP yang belum dibayar otomatis membuat sang anak menjadi sangat stress dan berusaha untuk ditahan. Pada puncaknya, jika sang anak tidak mampu untuk menahan ini, maka akan meledak dan terjadilah kesurupan.  Kesurupan adalah fenomena biasa dalam dunia psikologi dan fisiologi. Apa yang terjadi pada mereka hanyalah masalah psikis yang disebut trance disorder. Orang yang mengalami hal ini akan bisa spontan teriak-teriak dan bahkan berkata-kata yang tidak biasanya dilakukan. Ini disebut dengan munculnya sifat ganda, karena pada dasarnya setiap manusia  mempunyai karakter lebih dari satu.Dalam keadaan trance, seseorang akan memunculkan karakter yang lain yang biasanya tidak ditampakkan. Singkatnya, fenomena trance alias kesurupan ini bukanlah hal aneh. Ini adalah fenomena alam biasa ,yang disebabkan oleh tekanan jiwa.[5]
-       Di daerah Kalimantan, kalau kita bangun tidur jika pada salah satu bagian tubuh kita berwarna agak kebiruan, mereka bilang, pada saat kita tidur. ada kuyang (Sejenis Vampire wanita) yang mengisap darah kita. Padahal secara medis, bagian tubuh yang kebiruan itu disebabkan karena aliran darah kita tidak lancar akhirnya terjadilah penggumpalan.

    II.          BID’AH

Secara bahasa berasal dari kata “Al bida’” yang berarti: Menciptakan, menjadikan atau menemukan sesuatu tanpa contoh sebelumnya. [6]
Adapun definisi Bid'ah yaitu: Cara yang diada-adakan dalam masalah agama yang berlawanan dengan syariat, dengan tujuan membuat aturan dan berlebihan dalam beribadah kepada Allah. Sedangkan untuk masalah perangkat/urusan dunia, manusia diperbolehkan untuk mengeksplorasi, selama tidak ada larangannya dalam Islam.
Dengan kata lain Bid’ah adalah suatu amalan yang diada-adakan atau menambah amalan dalam ritual ibadah, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Didalam Hadist Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang mengada-ngadakan dalam urusan kami yang bukan dari ajarannya maka amalannya tertolak.”[7]

Dan di dalam riwayat yang lain beliau bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka dia tertolak.”[8]

MACAM – MACAM BID`AH

Bid’ah di dalam agama terbagi menjadi dua:
1.   Bid’ah qauliyyah ‘itiqadiyyah (perkataan dan keyakinan), seperti pernyataan dan keyakinan kelompok Jahmiyyah, Mu’tazilah, Syi’ah dan kelompok-kelompok sesat lain.
2. Bid’ah di dalam Ibadah, seperti beribadah kepada Allah dengan sesuatu yang belum pernah disyari’atkanNya. Bid’ah bentuk inipun terbagi menjadi beberapa macam:
a)     Bid’ah yang terjadi pada inti ibadah, yaitu dengan mengada-adakan suatu bentuk ibadah yang tidak memiliki tuntunan dalam Islam, seperti melaksanakan shalat, shaum atau merayakan hari tertentu yang tidak pernah disyari’atkan, seperti bid’ah merayakan upacara maulid nabi dll.
b)  Bid’ah yang terjadi karena penambahan pada ibadah yang disyari’atkan, seperti  orang yang menambah raka’at kelima pada shalat dhuhur atau ashar.
c)    Bid’ah yang terjadi pada tata cara ibadah, yaitu dengan mengerjakan satu cara tertentu yang tidak pernah disyari’atkan dalam syari’at, seperti membaca dzikir-dzikir yang disyari’atkan namun dibaca dengan cara berjama’ah dan diiringi dengan gendang atau rebana, seperti orang-orang yang berlebihan dan menyiksa diri ketika beribadah, melampaui batas yang telah ditetapkan oleh sunnah rasul.
d)    Bid’ah yang terjadi dengan mengkhususkan waktu tertentu bagi ibadah yang telah disyari’atkan secara mutlak. Seperti orang yang mengkhususkan tanggal nishfu sya’ban dan malamnya dengan shaum dan tahajjud. Karena hukum asal shaum dan tahajjud adalah disyari’atkan, akan tetapi mengkhususkannya dengan waktu tertentu membutuhkan dalil.[9] 

DALIL – DALIL TENTANG BID`AH
1.     Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan bagimu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu.”[10]
2.     Hadits dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sering mengatakan dalam khutbahnya:
      “Amma ba’ad. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan seburuk-buruk perkara adalah yang dibuat-buat dan setiap bid’ah itu sesat.” [11]
3.     Nasehat perpisahan Rasulullah. Beliau bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, (agar) mendengarkan dan mentaati, sekalipun kalian diperintah oleh seorang hamba sahaya. Karena sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang dipanjangkan umurnya, maka ia akan melihat banyak terjadi perselisihan (dalam agama), maka hendaklah kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidin yang mendapatkan petunjuk sesudahku, berpegang teguhlah padanya, gigitlah sunnah itu dengan gigi gerahammu. Dan berhati-hatilah kamu terhadap perkara-perkara yang dibuat-buat (dalam agama), karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah kesesatan.” [12]
4. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:   Barangsiapa yang mengamalkan satu amalan yang dibuat-buat dalam ajaran kami (agama) padahal amalan itu bukan berasal dari agama ini, maka amalan tersebut tertolak.” [13]

       SEBAB – SEBAB MUNCULNYA BID`AH
·       Tidak memahami hukum-hukum Islam.
·       Mengikuti hawa nafsu.
·                     -   Fanatik (ta’ashshub) terhadap  golongan dan figure tertentu.
·                      -   Menyerupai orang kafir (tasyabbuh).

BAHAYA BID’AH BAGI PELAKUNYA
·       Amalan-amalannya tidak di terima.
·       Pelaku bid’ah semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.              ,
·       Menangguh dosa bid’ah dan dosa-dosa orang yang mengamalkannya sampai hari kiamat.
·       Pelaku bid’ah memposisikan dirinya pada kedudukan menyerupai pembuat syari’at
·       Pelaku bid’ah akan di usir dari telaga Rasululah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam pada hari kiamat.
·       Pelaku bid’ah diancam dengan laknat Allah
·       Pintu taubat hampir-hampir terkunci bagi shahibu (ahli) bid’ah[14]

PERHATIAN:
Sebagian orang berpendapat bahwa bid’ah terbagi menjadi dua, yaitu bid’ah hasanah dan bid’ah sai’ah (bid’ah buruk dan bid’ah baik). Padahal Nabi tidak pernah memperkenalkan kepada umatnya tentang pembagian bid’ah ini. Dengan tegas Rasulullah bersabda “…..karena sesungguhnya setiap bid’ah itu sesat.” [15]
Adanya bid’ah hasanah sering dialamatkan kepada :
1.    Sahabat Rasulullah Umar bin Khothab yang mengatakan tentang shalat tarawih, “Ni’matul bid’ah hadzihi,” sebaik-baik bid’ah adalah ini.
2.     Pengumpulan Al Qur’an dalam satu mushaf serta penulisan Hadits.[16]

Setan lebih suka kepada perbuatan bid’ah yang dilakukan oleh seorang hamba dari pada perbuatan maksiat, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam At-Tsauri rahimahullah berkata: “Bid’ah lebih di cintai oleh iblis dari pada perbuatan maksiat, orang terkadang bertaubat dari maksiat tetapi seseorang sulit bertaubat dari perbuatan bid’ahnya.”[17]
  
   III. CHURAFAT

           Churafat ini berasal dari bahasa arab :kharafa-yakhrifu-kharfan-khurafatan. Artinya :  Kepercayaan dan perbuatan karut yang dianggap mempunyai hubungan dengan agama islam sedangkan pada hakikatnya bertentangan dengan konsep tauhid dan syariat. Jadi, Churafat adalah bid`ah  aqidah.

CONTOH - CONTOH PERBUATAN CHURAFAT
·       Mempercayai azimat yang dapat menahan sesuatu bahaya kepada seseorang
·       Mempercayai binatang seperti burung dapat membawa tuah atau sial 
·       Membuang ancak untuk  menghalau hantu
·                      -       Mengunjungi kuburan yang dianggap keramat, dll.

FAKTOR PERBUATAN CHURAFAT

·       Iman yang kurang mantap kepada Allah menyebabkan sukar membedakan amalan benar dan churafat
·       Terpengaruh dengan masyarakat yang bebas mengamalkan perkara churafat
·       Ingin mencari jalan mudah untuk menjadi kaya dan terkenal.

CARA MENANGANI & MEMBERANTAS PERBUATAN CHURAFAT DIKALANGAN MASYARAKAT ISLAM

·       Menggiatkan usaha-usaha dakwah dan majelis-majelis ilmu diseluruh lapisan masyarakat
·       Membri sanksi  hukuman berat kepada mereka yang terlibat mempengaruhi orang ramai dengan perkara churafat
·       Mengawasi tempat-tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat

AKIBAT BURUK JIKA MEMPERCAYAI/MENGAMALKAN PERBUATAN CHURAFAT

·       Menyebabkan syirik dan batalnya iman
·       Membuang waktu, tenaga dan harta dengan perkara sia-sia
·       Menghalangi akal berfikir secara logik dan sistematik

CARA TERHINDAR DARI PENYAKIT TBC (Tahayul, Bid`ah dan Churafat)    

 Bagaimana caranya agar aqidah, syariah dan ibadah kita terhindar atau tidak terjangkit oleh penyakit TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat) ?  Satu-satunya terapi adalah dengan:
·       Ilmu dan terus menuntut ilmu,
·       Berkawan dengan orang-orang yang berilmu,
·       Rajin mengikuti pengajian/majelis taklim,
·       dan Banyak membaca dan bertanya.

      Hanya orang-orang yang berilmulah yang tidak tertipu. 
      Bukankah Allah berfirman dalam surat al-Mujadalah ayat 11 bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Tentulah beda antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui. 
      Mari kita periksa lagi aqidah dan ibadah yang kita lakukan, apakah sudah sesuai dengan tuntunan agama, sehingga kita tidak terjangkiti oleh virus penyakit TBC (Tahayul, Bid`ah, dan Churafat).
Maka waspadalah,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. Dan Dia mengampuni segala dosa yang lain selain dari dosa syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. dan barang siapa yang mempersekutukan Allah sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”[18]


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
1.     Setelah membaca dan menganalisis makna tauhid, pembagian tauhid, arti pentingnya mempelajari tauhid, dan kewajiban bertauhid,kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
ü        Kewajiban manusia hanya menyembah kepada Allah SWT saja.
ü    Sesungguhnya tauhid tertanam pada jiwa manusia secara fitrah. Namun sesuai perkembangan lingkungan dan orang tuanyalah yang menentukan selanjutnya.  
ü  Aplikasi Tauhid bahwasanya berilmu dan mengetahui serta mengenal tauhid itu adalah kewajiban yang paling pokok & utama sebelum mengenal yang lainnya serta beramal (karena suatu amalan itu akan di terima jika tauhidnya  benar).
2.  Disebabkan banyaknya orang beramal namun tanpa didasari pengetahuan agama yang memadai, maka sangatlah penting memahami ajaran agama sesuai tuntunan  Al Qur`an dan Hadist.
3.     Sebab terkangkit penyakit TBC (Tahayul, Bid`ah dan Churafat) karena kurangnya pemahaman agama.
4.  Memberantas bid'ah lebih sulit daripada memberantas kemaksiatan, karena pelaku maksiat sebenarnya menyadari bahwa yang dilakukannya salah, sedangkan ahli bid'ah merasa yang dilakukannya benar. 
5 Sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara ialah perkara yang diada-adakan (dalam agama), dan setiap perkara yang diada-adakan (dalam agama) ialah bid’ah, sedang setiap bid’ah itu sesat dan setiap yang sesat itu di Neraka…” 
6 Mengembalikan ajaran Islam kepada unsur aslinya, dengan bersumberkan Al-Qur’an dan Hadist, dan membuang segala Tahayul, Bid`ah dan Churafat.  
                                                                                   Semoga bermanfaat.


[2]  Nurcahyo,pengertian tauhid,IndonesiaIndonesia.com
[3]  Al Qur`an Surat An-Nahl [16] : 36

[5] RisalahIslam, Akidah » Pengertian Tahayul, Bid'ah, dan Khurafat (TBC)
[6] MUADZ BIN JABAL,Islamic Center KENDARI, SULTRA-INDONESIA/www.baitularqam.org.hlm.3
[7] Hadist Rieayat.Abu Daud dan Tirmidzi
[8]  Ibid. HR.Muslim.
[9] Op cit. hlm.5-6
[10] Op.cit  QS.Al-Ma’idah: 3
[11] Op.cit HR.Muslim, no.867
[12] Ibid. HR. Ahmad 4/126, Abu Dawud no. 4607, Tirmidzy no. 2676, Ibnu Majah no. 44, Ad-Darimy (1/44 45)
[13]Ibid. HR. Bukhari – Muslim
[15] Op.cit MUADZ BIN JABAL,hlm.8
[16] Islam House.com, Kesempurnaan Islam dan bahaya bid`ah,hlm.20.
[17] Op.cit.,H.Mustafa.
[18] QS. an-Nisaa: 48

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Apakah anda tidak menerima al-Quran yang sekarang? Ats pengumpulannya juga? Menjadi satu mushhaf?

    BalasHapus