Selasa, 05 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang, dan karakteristik siswa, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu pada suatu lembaga pendidikan memerlukan proses pembelajaran yang fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran yang mengandung arti serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai   tujuan pendidikan perlu direncanakan, dilakukan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Trianto dalam bukunya, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual, Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013 mengatakan bahwa:                                                                                                                             
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatya adalah usaha sadar  dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens (kuat) dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam konteks inilah kemudian diperlukan kurikulum atau pengetahuan apa yang diinginkan siswa, dan bagaimana cara yang efektif untuk mendapatkannya.[1]

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003  dikatakan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”[2]
Menyadari untuk dapat mencapai keberhasilan sebuah pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang  bukanlah hal yang mudah dilakukan,  mengingat siswa di SMP tersebut berstatus narapidana yang memiliki karakteristik tingkat religiusitas serta kultur yang relatif berbeda dengan siswa di SMP umum lainnya. Konsekuensinya, untuk membangun konsep pendidikan tidak hanya berdasarkan atas perspektif (pandangan) dari luar, tetapi sangat perlu memperhatikan perspektif dari dalam. Artinya, untuk mencapai keberhasilan konsep pendidikan dibutuhkan strategi belajar mengajar melalui penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi internal siswa.
Dalam penelitian ini model pembelajaran yang dimaksud adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran yang dimaksud berupa model-model pembelajaran pendidikan agama Islam sebagai terobosan atau jembatan dalam mencapai tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam dan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan agama Islam adalah usaha mengubah tingkah laku manusia dalam pribadi ataupun kehidupan kemasyarakatannya dan perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai Islam yang bertujuan terbentuknya kepribadian Muslim. Muhaimin dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam mengatakan bahwa,Pendidikan agama Islam merupakan proses mempersiapkan seseorang dengan persiapan yang menyeluruh, meliputi aspek jasmani, rohani, dan akal melalui bimbingan dan pengajaran.”[3]
Materi pendidikan agama Islam adalah materi yang berisikan tentang hal-hal yang berdasarkan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah. Materi ini penting disampaikan terutama materi aqidah akhlaq. Melalui strategi belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran yang sesuai, siswa dapat menerima materi secara maksimal agar nantinya tidak mengulangi tindak kejahatan yang pernah dilakukannya dan menjadi Insan Kamil.
Adapun fungsi agama tidak sekedar menjadi pedoman dalam berperilaku tetapi lebih merupakan sebuah kultur yang mesti dipegang teguh, dan diimplementasikan dalam kehidupan. Dengan demikian, pendidikan agama Islam yang lebih mengarah kepada pemahaman agama secara kaffah sangat diperlukan untuk dapat mengantisipasi jurang antara pengetahuan dan praktek. Karena itu, model pembelajarannya sudah tentu harus disesuaikan dengan kultur siswa dan yang lebih mengedepankan pada model dan materi yang dapat merubah napi untuk memiliki sikap, mental yang humanis-religius.
Agama Islam merupakan ajaran agama yang sangat memperhatikan masalah ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat beribadah dengan baik kepada Allah SWT. sehingga tidak tersesat dan tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Ini terbukti dari banyaknya teks-teks dalil yang berasal dari Al-Qur'an maupun Hadist. Allah SWT. berfirman di dalam QS. Az-Zumar [39]: 9;
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا الْأَلْبَابِ
Katakanlah [wahai Muhammad] apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Di dalam tafsir Ibnu Katsir dikatakan, ”Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Yaitu, apakah orang ini sama dengan orang yang menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah untuk menyesatkan manusia dari jalan-Nya? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Yaitu, orang yang dapat membedakan orang yang ini dengan orang yang itu hanya orang yang memiliki inti pemikiran yaitu akal.”[4] Allah SWT. memberi kita akal untuk belajar agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Dan di dalam hadist riwayat Ibnu Majah juga dikatakan bahwa:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلىَ كُلِّ مُسْلِمٍ
Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim

Bagi manusia yang memahami ilmu agama, pastinya timbul rasa takut kepada Allah SWT, takut melanggar larangan-Nya. Begitu juga dengan sebaliknya, dikarenakan tidak memahami ilmu agama, maka seseorang akan mudah melanggar larangan-Nya, dengan mudahnya melakukan kejahatan.
Tindak kejahatan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kehidupan manusia, serta memberikan solusi untuk mencegah segala kejahatan dan perbuatan dosa. Dalam hal ini pembelajaran pendidikan agama Islam berperan sebagai pencegah timbulnya kejahatan dan pemahamannya merupakan faktor utama dalam bidang keselamatan jiwa manusia agar dapat mengendalikan perbuatannya baik secara pribadi maupun sosial.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian pada salah satu lembaga pemasyarakatan atau pembinaan di Indonesia yaitu Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang dengan tema atau judul:                       “Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang”.
B.     Fokus Penelitian
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:
1.      Model pembelajaran pendidikan agama Islam
2.      Karakteristik siswa di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
C.    Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana model pembelajaran pendidikan agama Islam yang sesuai bagi siswa di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang?
2.      Apa saja kerangka konseptual model pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang?
3.      Seberapa besar keberhasilan penerapan model pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang?
D.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
2.      Tujuan Khusus
a)      Mendapatkan implementasi model pembelajaran pendidikan agama Islam yang sesuai bagi siswa di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
b)      Mendeskripsikan kerangka konseptual model pembelajaran pendidikan agama Islam  di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
c)      Mendeskripsikan keberhasilan penerapan model pembelajaran pendidikan agama Islam  di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
E.     Manfaat Penelitian
Penelitian .ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain:
1.      Manfaat Teoritis,
a)      Menjadikan sumbangan pemikiran baru tentang model pembelajaran penddikan agama Islam  di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus   Anak Kelas I Tangerang, sehingga terbuka peluang untuk melakukan penelitian yang lebih besar dan lebih luas dari segi biaya maupun jangkauan lokasi secara relevan.
b)      Sebagai tambahan wawasan dalam meningkatkan pemahaman mengenai objek yang diteliti.
c)      Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian berikutnya.
2.      Manfaat Praktis,
a)      Bagi penulis, untuk mengembangkan wawasan keilmuan dalam menghadapi berbagai fenomena yang terjadi.
b)      Bagi lembaga, sebagai kontribusi pemikiran dan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah yang baik dalam pembinaan melalui pendidikan agama Islam di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
c)      Bagi pembaca, sebagai penambahan ilmu, terkait dengan model pembelajaran pendidikan agama Islam.


[1] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual, Konsep, landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 19
[2] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Dasar, Fungsi, Dan Tujuan, BAB II, Pasal 3
[3] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,  2002),              h. 75
[4] Ibnu Katsir, Tafsir Surat Az-Zumar. (Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi`i, Jilid 7), h. 92-93

Tidak ada komentar:

Posting Komentar