Selasa, 05 Desember 2017

BAB IV MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISTIMEWA LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS I TANGERANG



 BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.    Analisis Penerapan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis selama melakukan penelitian di SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang, model pembelajaran pendidikan agama Islam yang diterapkan di SMP tersebut berdasarkan teori belajar rumusan Joyce dan Well yaitu, model interaksi sosial, model personal, dan model modifikasi tingkah laku;
1.      Model interaksi sosial menitik beratkan pada hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life together).
2.      Model personal bertitik tolak dari teori humanistik, yaitu berorientasi terhadap perkembangan diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
3.      Model modifikasi tingkah laku menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati, model ini membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).[1]

Selain model-model pembelajaran di atas juga diterapkan model-model pembelajaran pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlak yang terdapat di banyak surat al-Qur`an di antaranya yaitu; model perintah, model larangan, model targhib (motivasi), model tarhib (menakut-nakuti), model kisah, model dialog dan debat, dan model pembiasaan. Hal tersebut dapat dilihat dari aktifitas siswa sehari-hari. Siswa yang juga berstatus narapidana tersebut hidup bersama di dalam LPKA. Hubungan antara petugas LPKA dengan mereka dan hubungan antara mereka sesama narapidana di LPKA terlihat akrab. Setiap hari mereka melaksanakan shalat fardhu berjamaah, dan mengikuti kegiatan pesantren yang dijadwal 2 x pertemuan dalam seminggu
Kegiatan tersebut terus-menerus dilakukan sebagai penguatan guna memperdalam pemahaman agama Islam dan menguatkan keimanan kepada Allah SWT. Bagi siswa yang rajin, diberi hadiah (reward) seperti keringanan tugas harian, dipekerjakan di kantor dan lain sebagainya. Adapun penerapan model pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang berupa pendekatan yang bertujuan mempermudah siswa memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru.
Kurikulum yang digunakan di SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang berpedoman pada kurikulum 2013, akan tetapi dalam praktiknya harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Alasannya karena SMP tersebut berstatus istimewa dengan siswa berstatus narapidana yang memiliki karakteristik berbeda dengan siswa SMP umumnya.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang dijadwalkan 1 x pertemuan dalam seminggu dengan waktu 2 x 30 menit, disampaikan guru di dalam kelas dengan buku pelajaran yang disediakan. Sewaktu penulis melakukan wawancara dengan Bapak M. Wahidi selaku guru pendidikan agama Islam di SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang beliau mengatakan bahwasanya, penyampaian pembelajaran tidak berfokus pada model pembelajaran saja akan tetapi lebih berfokus pada aspek psikologis yang berhubungan dengan kondisi mental siswa, pembelajaran lebih sering disampaikan secara praktik di luar kelas. Sebagai contoh; siswa diajarkan berwudhu dan shalat di musholah yang berada di LPKA.

Pembelajaran pendidikan agama Islam selain disampaikan pada jam pelajaran sekolah, disampaikan juga pada kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah seperti, kegiatan pesantren Tarbiyatul Aulad, peringatan hari besar Islam, dan lainnya. Sewaktu penulis melakukan observasi disana berketepatan dengan diselenggarakannya kegiatan ESQ (Emotional Spiritual Quotients) oleh team Ari Ginanjar dan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan agar siswa lebih memahami ajaran agama Islam, ber akhlakul karimah, dapat mengintrospeksi diri dan lebih dari itu, ketika nantinya mereka bebas dari LPKA, mereka dapat diterima kembali di masyarakat dengan bekal pembinaan yang telah mereka dapat di dalam LPKA dan tidak mengulangi tindak kejahatan yang pernah mereka lakukan.
Lebih lengkapnya wawancara penulis dengan bapak M. Wahidi selaku guru pendidikan agama Islam di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang sebagai berikut;
Transkrip Wawancara Dengan Guru
Responden     :   M. Wahidi 
Tempat           :   Kantor Administrasi SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang
Hari/Tanggal  :    Selasa, 24 Oktober 2017
Pukul             :    10.30-11.30 WIB.
Bukti              :    Catatan Wawancara
1.      Assalamu`alaikum, boleh minta waktunya sebentar pak?
Jawaban: Wa`alaikum salam wrwb. Silahkan apa yang perlu anda tanyakan?
2.      Sudah berapa lama bapak mengajar disini?
Jawaban: Sepuluh tahun
3.      Menurut info yang saya dapatkan LPKA ini berubah nama dari LAPAS menjadi LPKA sekitar 5 tahun yang lalu, kalau bapak mengajar disini sudah 10 tahun berarti sekolah ini sudah lebih dulu berdiri sebelum perubahan nama?
Jawaban: Ya betul, perubahan nama dari LAPAS menjadi LPKA sejak 5 tahun yang lalu sedangkan sekolah istimewa ini sudah berdiri sejak tahun 2001
4.      Kenapa ada istilah istimewa untuk sekolah di sini?
Jawaban: Karena siswa di LPKA ini memiliki karakteristik istimewa berdasarkan latar belakang tindak kejahatan yang pernah mereka lakukan sehingga perlakuan terhadap merekapun harus istimewa dibanding siswa di luar LPKA.
5.      Model pembelajaran bagaimana yang bapak sampaikan kepada siswa untuk memberikan pemahamam kepada mereka tentang pendidikan agama Islam?
Jawaban: Seperti model pembelajaran umumnya di awal pelajaran dimulai dengan doa setelah itu saya menjelaskan materi pelajaran. Untuk meningkatkan motivasi dan percaya diri, siswa disuruh menulis di papan tulis selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab. Lebih seringnya saya menyampaikan materi pelajaran dengan cara praktik langsung di luar kelas. Contohnya; dalam pelajaran fiqih saya membawa siswa ke musholah yang berada di dalam LPKA untuk praktik wudhu dan shalat. Pembelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa di sini didapatkan juga melalui model pembelajaran pesantren yang terjadwal 2 x pertemuan dalam seminggu yang dilaksanakan selepas jam pelajaran sekolah ditambah juga dengan kegiatan ESQ setiap hari rabu 1 x pertemuan dalam seminggu dan  kegiatan-legiatan peringatan hari besar Islam.
6.      Bagaimana respon atau tanggapan siswa dalam mengikuti kegiatan pendidikan agama Islam disini?
Jawaban: Respon mereka cukup baik. Mereka bersemangat dalam mengikuti kegiatan pendidikan agama Islam yang diadakan.
7.      Menurut bapak apa manfaat penerapan pendidikan agama Islam bagi siswa di SMP Istimewa LPKA ini?
Jawaban: Manfaatnya yaitu meningkatkan keimanan, perubahan akhlak, melahirkan disiplin, meningkatkan pemahaman agama Islam, dan sebagai motivasi.
8.      Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Istimewa ini pak?
Jawaban: Tentunya faktor penghambat ada. Seperti pengalaman saat ujian PKBM di tahun 2017 ini yang sudah menggunakan sistem komputerisasi. Dikarenakan persediaan komputer di sini belum memadai terpaksa harus menyewa dari luar LPKA. Hal tersebut menghambat kelancaran kegiatan ujian. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu tersedianya musholah untuk kegiatan praktik belajar siswa, aula/gedung pertemuan yang memadai untuk kegiatan pesantren dan kegiatan-kegiatan pendidikan agama Islam lainnya, kondisi kelas yang baik dan lingkungan sekitarnya difasilitasi halaman yang luas dengan taman yang rapih membuat suasana belajar disini menjadi menyenangkan.
9.      Mohon maaf pak…saya baca di daftar nama-nama guru kelas di sini tidak ada satupun yang berlatar belakang pendidikan guru, bagaimana ini bisa terjadi? Apakah hal tersebut tidak menjadi hambatan dalam kegiatan belajar mengajar?
Jawaban: Hal tersebut dikarenakan guru yang mengajar disini adalah pegawai di LPKA ini yang kebanyakan berlatar belakang pendidikan hukum dan harus siap juga mengajar siswa disini. Pihak LPKA sudah pernah mengajukan surat permohonan kepada Depdiknas agar mengirim guru yang mempunyai latar belakang ilmu pendidikan tapi sampai saat ini baru ada dua guru yang ditugaskan disini itupun untuk SMK bukan untuk SMP. Pada awalnya hal tersebut menjadi faktor penghambat kelancaran PKMB tetapi dengan seringnya diadakan seminar-seminar mengenai pendidikan guru bagi yang mengajar di sini maka hal tersebut tidak menjadi masalah lagi.
10.  Apa harapan bapak terhadap siswa di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan khusus Anak Kelas I Tangerang?
Jawaban: Harapan saya mudah-mudahan ada perubahan, menjadi generasi akan datang yang baik dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dan dapat berinteraksi dengan baik dengan masyarakat di mana ia berada.
11.  Terima kasih atas waktu yang diberikan pak. Wassalamu`alaikum wrwb.
Jawaban: Wa`alaikum salam wrwb.

Berikut ini jadwal pelajaran pesantren di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang,
Tabel 3
Jadwal Pelajaran Pesantren Tarbiyatul Aulad
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang
Tahun Ajaran 2017


No

Hari

Waktu
Kelas

Pengajar
A
B
Mata Pelajaran
1
Selasa I & III
13.30-14.15
al-Qur`an
SKI
Iqro`:
Ust. Fatih
14.15-15.00
SKI
al-Qur`an
Al-Qur`an & Tajwid:
Ust. Azazi
2
Selasa II & IV
13.30-14.15
Iqro`
Hadits
al-Qur`an:
 Muhidin Yusuf
14.15-15.00
Hadits
Iqro`
Fiqih:
Yayah
3
Kamis I & III
13.30-14.15
Aqidah
Tahfidz
SKI:
Isnain. S. Ag.
14.15-15.00
Tahfidz
Aqidah
Hadits:  
Muhidin
4
Kamis II & IV
13.30-14.15
Fiqih
al-Qur`an
&Tajwid
Aqidah:
Hj. Muslichah NH. S.ag.
14.15-15.00
al-Qur`an &Tajwid
Fiqih
Tahfidz:
Drs. Nina Liana

Sumber: Kantor Administrasi SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang




B.     Analisis Perilaku Siswa Di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak   Kelas I Tangerang.
Telah diketahui bahwa siswa di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang adalah anak yang berkonflik dengan hukum akibat tindak kejahatan yang dilakukannya. Faktor penyebab anak melakukan tindak kejahatan dipengaruhi oleh faktor intern (dalam diri anak itu sendiri) maupun faktor ekstern (di luar diri anak);
1.      Faktor Intern yaitu; mencari identitas/jati diri, masa puber (perubahan hormon seksual), tidak ada disiplin diri, dan peneiruan.
2.      Faktor Ekstern yaitu; tekanan ekonomi, lingkungan yang buruk.[2]
Oleh sebab itu dibutuhkan pembinaan yang tepat agar perilaku anak di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang dapat menjadi baik. Dari hasil pengamatan peneliti, sebenarnya model-model pembelajaran pendidikan agama Islam dalam al-Qur`an merupakan model andalan yang diterapkan di SMP Istimewa LPKA dalam pembinaan akhlak atau perilaku siswa salah satu di antaranya adalah model pembiasaan. Model pembiasaan adalah, “Sesuatu yang secara sengaja dilakukan berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Dalam bidang psikologi pendidikan, metode pembiasaan dikenal dengan istilah operant conditioning. Pembiasaan akan membangkitkan internalisasi nilai dengan cepat. Intenalisasi adalah upaya menghayati dan mendalami nilai, agar tertanam dalam diri manusia. Karena pendidikan karakter berorientasi pada pendidikan nilai, perlu adanya proses internalisasi tersebut.”[3]
Ulil Amri Syafri mengatakan bahwa, “Untuk mencapai tujuan pendidikan karakter kepada taraf yang baik, dalam artian terjadi keseimbangan antara ilmu dan amal, maka al-Qur`an juga memberikan model pembiasaan dan praktik keilmuan. “Proses pendidikan yang terkait dengan perilaku ataupun sikap tanpa diikuti dan didukung adanya praktik dan pembiasan pada diri, maka pendidikan itu hanya jadi angan-angan belaka karena pembiasaan dalam proses pendidikan sangat dibutuhkan”[4]
Model pembiasaan yang diterapkan pada siswa SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang dapat dibuktikan dengan bagaimana pihak LPKA mengadakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa secara kontiniutas (berkesinambungan). Seperti shalat fardhu berjamaah, mengikuti kegiatan pesantren, memberi salam dan menyalami guru dan teman ketika berjumpa. Adapun pembiasaan yang diterapkan guru bagi siswa adalah tindak lanjut dari apa yang sudah dipelajari diwujudkan dalam perilaku siswa sehari-hari dan diharapkan mereka terbiasa melakukannya agar ber-akhlakul kharimah.
Selanjutnya adalah wawancara penulis dengan beberapa siswa mewakili siswa lainnya yang menggambarkan perilaku siswa di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
Transkrip Wawancara Dengan Siswa
       I.            Wawancara Pertama
Responden         :      Jamaludin  
Umur               :  16 tahun
Kasus              :  Pembunuhan 
Masa tahanan  :  8 tahun
Tempat            :  Kantor Kepsek. SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang
Hari/Tanggal   :  Selasa, 09 Mei 2017
Pukul               :  09.00 WIB.
Bukti               :  Catatan wawancara


1.      Mengapa anda melakukan perbuatan tersebut?
Jawaban: Karena dendam
2.      Dendam karena apa?
Jawaban: Karena orang yang saya bunuh sering membicarakan kejelekan saya kepada orang lain.
3.      Memangnya apa kejelekan anda?
Jawaban: Saya sering mabok bersama teman-teman
4.      Sebelum masuk disini apakah anda bersekolah?
Jawaban: Ya, saya sekolah
5.      Anda sekolah kelas berapa?
Jawaban: Kelas VIII
6.      Sebelum masuk kesini apakah anda shalat?
Jawaban: Jarang
7.      Anda bisa membaca al-Qur`an?
Jawaban: Belum lancar
8.      Selama berada disini apakah anda shalat dan membaca al-Qur`an?
Jawaban: Ya, disini kami diwajibkan shalat berjamaah setiap waktu shalat dan diajarkan membaca al-Qur`an
9.      Apakah anda menyesali perbuatan anda?
Jawaban: Ya, saya sangat menyesal.
10.     Menurut anda apakah ada manfaat kegiatan pendidikan agama Islam disini terhadap perilaku dan jiwa anda? Kalau ada apa buktinya?
Jawaban: Ya ada, manfaatnya yaitu, sebelumnya yang saya tidak tahu menjadi tahu dan hati saya lebih tenang dalam menghadapi masalah, sehingga sekarang saya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. 
11.     Apa rencana anda setelah keluar dari LKPA ini?
Jawaban: Saya ingin bekerja dan berbakti kepada orang tua

  II.          Wawancara Kedua
Responden      :  Armansyah
Umur              :  17 tahun
Kasus              :  Narkotika
Masa tahanan  :  2 tahun 6 bulan
Tempat            :  Kantor Kepsek. SMP Istimewa LPKA Kelas I Tangerang
Hari/Tanggal   :  Selasa, 9 Mei 2017
Pukul              :  09.45 WIB.
Bukti               :  Catatan wawancara
1.    Mengapa anda melakukan perbuatan tersebut?
Jawaban: Diajak teman
2.    Teman anda umur berapa?
Jawaban: 18 tahun
3.    Jenis narkotika apa yang anda gunakan?
Jawaban:  Sabu
4.    Sudah berapa lama anda menggunakannya?
Jawab: Sejak tahun 2012
5.    Dari mana anda mendapatkan sabu tersebut?
Jawaban: Dikasih teman, terkadang beli dari uang jajan.
6.    Dimana anda menggunakannya?
Jawaban: Di rumah teman
7.    Dimana orang tua teman anda saat itu?
Jawaban: Orang tuanya sedang kerja
8.    Sebelum masuk kesini apakah anda bersekolah?
Jawaban: Tidak, sebelum masuk kesini saya berhenti sekolah sudah 2 tahun
9.    Kenapa anda berhenti sekolah?
Jawaban:  Karena malas
10.   Disini anda sekolah kelas berapa?
Jawaban: Kelas IX
11.   Sebelum masuk kesini apakah anda shalat?
Jawaban: Tidak
12.   Anda bisa membaca al-Qur`an?
Jawaban: Tidak bisa
13.   Selama berada disini apakah anda shalat dan membaca  al-Qur`an?
Jawaban: Sejak disini saya shalat dan saya masih belajar iqra`
14.   Apakah anda menyesali perbuatan anda?
Jawaban: Ya, saya menyesal
15.   Menurut anda apakah ada manfaat kegiatan pendidikan agama Islam disini terhadap perilaku dan jiwa anda? Kalau ada apa buktinya?
Jawaban: Ya ada, saya jadi takut melakukan dosa. Saya bertobat dan tidak akan mengulangi perbuatan dosa yang pernah saya lakukan.
16.   Sudah berapa lama anda disini?
Jawaban: Sudah satu tahun
17.   Berarti masih setahun setengah lagi masa tahanan anda. Apa rencana anda setelah keluar dari LPKA ini?
Jawaban: Saya ingin melanjutkan sekolah
18.   Bagus, nanti kalau sudah bebas dari sini hati hati memilih teman. Sekolah yang rajin ya…harus sekolah sampai sarjana, orang yang tidak punya ilmu mudah terpengaruh hal-hal negatif. Jangan tinggal shalat dan baca al-Qur`an ya….
Jawaban: Baik bu……… terima kasih

III.          Wawancara Ketiga
Responden      :  Rivadani Cristian
Umur              :  19 tahun
Kasus              :  Pencurian
Masa tahanan  :  9 bulan
Tempat            :  Kantor Kepsek. SMP Istimewa LPKA Kelas Tangerang
Hari/Tanggal   :  Selasa, 9 Mei 2017
Pukul              :  10.30 WIB.
Bukti               :  Catatan wawancara
1.    Mengapa anda melakukan perbuatan tersebut?
     Jawab: Disuruh atasan saya
2.    Bagaimana ceritanya sampai atasan anda menyuruh melakukannya?  
Jawaban: Atasan saya punya saingan dengan toko lain yang lebih ramai pembelinya, kebetulan waktu itu saya perlu uang untuk membantu saudara yang sedang membutuhkan.
3.    Apakah anda bersekolah sebelum masuk kesini?
Jawaban: Tidak
4.    Kenapa anda tidak sekolah?
Jawaban: Karena saya sibuk kerja
5.    Disini anda sekolah kelas berapa?
Jawaban: KelasVII       
6.    Apakah anda shalat dan membaca al-Qur`an sebelum masuk kesini?
Jawaban: Tidak
7.    Selama berada disini apakah anda shalat dan membaca al-Qur`an?
Jawaban: Ya saya shalat dan mengaji selama disini
8.    Apakah anda menyesali perbuatan anda?
Jawaban: Ya saya menyesal, disini saya merasakan hidup tidak sebebas di luar, tidak bisa bekerja mencari uang.
9.    Menurut anda apakah ada manfaat kegiatan pendidikan agama Islam disini terhadap perilaku dan jiwa anda? Kalau ada apa buktinya?
Jawaban: Ada, disini saya jadi bisa membaca al-Qur`an, setiap hari shalat berjamaah, dan saya bisa ikut ESQ gratis. Saya dengar kalau ikut ESQ di luar bayarnya mahal, dan sekarang saya merasa lebih baik.
10.   Apa rencana anda setelah keluar dari LKPA ini?
Jawaban: Pertama yang ingin saya lakukan setelah keluar dari sini akan pulang kampung, mau ziarah ke makam orang tua saya. Lalu, saya ingin tetap bersekolah dan rencananya saya akan ikut sekolah paket disini dan mencari kerja dekat LPKA ini

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa dapat merasakan manfaat yang nyata terhadap peningkatan keimanannya setelah mengikuti pembelajaran pendidikan agama Islam di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
C.    Analisis Keberhasilan Penerapan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang.
Penerapan model pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang, mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan dasar pertimbangan terhadap tujuan yang hendak ingin dicapai,[5] dan secara terpadu ditanamkan pada siswa, sehingga setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran, wujud nyata dari ketiga aspek tersebut dapat diekspresikan dalam perilaku sehari-hari dan sekaligus sebagai hasil yang dimiliki siswa setelah belajar dan juga setelah bebas dari LPKA.
Sebagai ilustrasi umum keberhasilan penerapan model pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Istimewa Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang. berupa kemampuan yang dimiliki siswa yaitu:
1.      Aspek Kognitif
Aspek kognitif yang dicapai yaitu;
a)      Menguasai dasar aqidah dan ibadah.
b)      Mampu memahami dan berpikir lebih mendalam tentang arti sebuah kehidupan.
c)      Dapat mengembangkan ide-ide kreatif.
d)     Mampu membaca al-Quran/Iqra’ dengan benar.
2.      Aspek Afektif.
Dengan pembinaan, bimbingan dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di LPKA, menurut penilaian penulis dan juga penilaian petugas LPKA, siswa di LPKA telah menunjukkan sifat-sifat sebagai berikut:
a)      Berakhlak al-karimah
b)      Disiplin dan tanggungjawab dan penuh pengabdian.
c)      Memiliki jiwa solidaritas dan toleransi.
d)     Percaya diri dan menghargai orang lain.
e)      Menjalin komunikasi dengan baik dengan sesama siswa maupun petugas dan pembina agama.
3.      Aspek Psikomotorik
Dalam aspek ini kemampuan yang dicapai siswa di SMP Istimewa LPKA Kleas I Tangerang adalah:
a)      Istiqomah (konsisten) dalam melaksanakan ibadah.
b)      Fasih membaca Iqra’ dan al-Qur`an.
c)      Terampil dalam mengembangkan kegiatan yang dilaksanakan LPKA.
d)     Memiliki kreatifitas yang banyak.
Kemampuan yang dimiliki tersebut di atas merupakan bekal bagi siswa setelah selesai menjalankan masa tahanan di LPKA untuk mengamalkan ilmunya dan diterima kembali dengan baik di tengah masyarakat.


 [1]  Miftahul Huda, Mode-Model Pengajaran Dan Pembelajaran, Isu-Isu Metodis Dan Paradigmatis, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h.74
[2] Kartini Kartono, Pathologi Sosial (2), Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), Kartono, Pathologi Sosial (2), h. 112.
[3] E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 166
[4] Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis  Al-Qur`an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),                h. 137
[5] Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: PT Rajawal Pers, 2014), h.133

Tidak ada komentar:

Posting Komentar